Rabu, 12 Mei 2010

Tari Piring Duabelas

Tari Piring Duabelas merupakan tari pergaulan masyarakat Lampung pesisir yang beradat Saibatin.

1. Sejarah
Tari Piring Duabelas merupakan tari tradisional yang berkaitan dengan gawi adat masyarakat Lampung yang beradat Saibatin. Tari ini berasal dari Sekala Brak, kecamatan Belalau, Lampung Barat. Kemudian masyarakat dari Belalau ini melakukan migrasi ke wilayah Kota Agung (Teluk Semangka). Di Kota Agung ini tari Piring Duabelas dikembangkan menjadi empat macam tarian.
a.Tari Piring Biasa (Asli), dibawakan oleh bujang gadis (mulei mekhanai)
b.Tari Piring Buha (Buaya), dibawakan oleh mekhanai
c.Tari Piring Maju Ngekkes (Pengantin), dibawakan oleh mulei
d.Tari Piring Duabelas yang ditarikan oleh mulei/mekhanai
Tari Piring Duabelas mempunyai dua warna berbeda yang membedakan antara pangeran dan masyarakat. Warna kuning biasanya digunakan di sebelah kanan,warna ini milik pangeran/ratu. Sedangkan warna putih biasannya dikenakan di sebelah kiri, warna ini milik masyarakat Saibatin/pemilik adat.

2. Tema
Tema tarian ini yaitu menggambarkan tata cara dan kewajiban serta hak yang harus dipenuhi masyarakat Lampung Pesisir, yaitu Sebambangan/Kawin Jujukh (yaitu bujang melarikan gadis untuk di persunting)
Tarian ini menggambarkan betapa terampil dan cerianya putri-putri Lampung membawa, menyusun, dan membenahi piring.

3. Penari
Jumlah penari Tari Piring Duabelas tidak terbatas, tetapi harus ganjil minimal 1 atau 3 orang. Dahulu, tarian ini dibawakan oleh 1 orang saja.

4. Kostum/Busana
a.Kostum/busana untuk tokoh Tari Piring Duabelas : sigegh, sual cakhang, sasumping, kain penutup rambut, kain selappai Jung Sakhat, kebaya panjang warna gelap, gelang burung, pinding, gelang kana, gelang hui, babatukh, penjaja, selendang kuning, selendang putih, dan tapis.
b.Kostum/busana untuk pengiring Tari Piring Duabelas : sigegh, bunga melati, subang, babatukh, gelang burung, penjaja, pinding, gelang hui, selendang kuning, selendang putih, dan tapis.

5. Gerak
Beberapa ragam gerak pada Tari Piring Duabelas yaitu lapah, ngetir, mejong sembah, ngetir hadapan, ketekh kanan-kikhi, sabatang, balik palau, mappam bias, laga puyuh, salimpat, sakhak hibos.

6 Iringan
Tari Piring Duabelas diiringi oleh musik Penayuhan. Contoh lagu pengiringnya yaitu sbb.
Takhian sai tiusung : Tarian yang dibawakan
Takhi pikhing khua belas : Tari piring duabelas
Seni budaya lappung : Seni budaya lampung
Dang sappai haga tekas : Jangan sampai ditinggalkan

7. Tempat dan Waktu
Tempat pementasan tarian ini dilakukan di balai adat, dapat juga di panggung, lapangan terbuka, ataupun gedung-gedung apabila sudah mendapat izin berdasarkan musyawarah adat. Waktu pementasan disesuaikan dengan gawi adat dilaksanakan. Jika gawi adat dilaksanakan malam hari, maka pelaksanaan pementasan Tari Piring Duabelas setelah sholat isya. Jika gawi adat dilaksanakan siang hari, maka pementasannya dapat dilakukan menurut waktu yang ditentukan oleh panitia. Durasi tarian ini kurang lebih lima belas menit.

8. Fungsi
Tarian ini berfungsi sebagai tari hiburan, dipertunjukkan pada acara-acara pesta adat, seperti : pesta perkawinan, pesta penetapan gelar, pesta penyambutan tamu agung, dan pesta hari-hari besar nasional.

9. Makna
Keterkaitan antara gerak dan makna adalah sebagai berikut.
a.Mejong sembah menyatakan baru tiba/datang
b.Ketekh kanan-kikhi menyatakan kami akan menari
c.Balik palau menyatakan keindahan dan kerukunan masyarakat Lampung
d.Laga puyuh menyatakan bahwa di daerah Lampung hidup semboyan Sang Bumi Ruwai Jurai
e.Salimpat, artinya masyarakat Saibatin dan Pepadun harus bersatu
f.Sakhak hibos, artinya menyatukan kekeluargaan Lampung Saibatin dan Pepadun untuk hidup mufakat
g.Mejong sembah,menyatakan buguwai (menari) sudah dilaksanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar